Mata bulat berwarna coklat gelap yang sangat menawan, rambut panjang bergelombang terurai dengan indahnya, dan senyuman manis yang memukau. Semua deskripsi itu dimiliki oleh seorang gadis bernama Qirana. Gadis cantik itu saat ini terlihat sedang membuka sebuah kotak yang cukup besar berwarna hitam dengan pita berwarna merah yang menghiasi kotak tersebut. Ia memandangi sebuah bingkai foto dalam kotak tersebut dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya. Kedua matanya memperlihatkan seolah – olah ada kesedihan yang bersembunyi di balik sebuah senyuman yang terukir. Ia membelai foto yang ada pada bingkai tersebut dengan tatapan yang sedikit sendu. “Jika saat itu aku tidak memutuskan untuk berhenti, apakah hubungan itu akan masih berjalan dengan baik – baik saja sampai saat ini?” kata Qirana pada sebuah bingkai foto yang memiliki berbagai kenangan.

Pada saat Qirana berusia 13 tahun, saat ia berada di Sekolah Menengah Pertama yang dimana untuk pertama kalinya itu menjadi awal mula ia merasakan perasaan jatuh cinta. Salah satu lelaki tinggi dan tampan di sekolahnya membuat gadis itu mengalami cinta pandangan pertama di hidupnya, yang bahkan tidak pernah ia sangka sebelumnya. Pertemuan awal itu dimulai ketika jam menunjukkan pukul 06.45, dimana waktu itu Qirana terlihat sedang sangat terburu-buru. Ia mengambil tasnya lalu berpamitan dengan ayah dan ibunya untuk berangkat ke sekolah “ayah!ibu! Qirana berangkat dulu ya, udah hampir telat.” Gadis itu berlari ke depan rumah dan segera berangkat ke sekolah bersama dengan ojek online yang sudah ia pesan sebelumnya. Jarak antara rumah dan sekolahnya memang tidak terlalu jauh, namun ia tetap harus berangkat lebih awal karena tak jarang jalanan padat dengan kendaraan – kendaraan lainnya yang juga akan memulai aktivitas masing-masing. Saat berada di perjalanan yang sudah tidak terlalu jauh dari sekolah, ia melihat ada seorang lelaki menggunakan seragam yang sama dengannya tiba – tiba terjatuh dari sepeda karena berusaha menghindari kucing yang sedang menyebrang dengan cepat. BRAK!!! Qirana yang saat itu juga ikut terkejut melihat seseorang yang mendadak jatuh, ia langsung meminta ojek yang ia naiki untuk berhenti dan menurunkannya di sana. Qirana segera berlari menghampiri lelaki itu dengan sangat cepat, gadis itu membantu lelaki itu untuk berdiri dan menepi. “Apa kau tidak apa – apa?” tanya gadis itu sembari membantu lelaki itu untuk menepikan sepedanya. Lelaki itu hanya menjawab pertanyaan Qirana dengan singkat “iya ”. Qirana yang baru saja selesai menepikan sepeda pun terkejut dengan jawaban singkat dan dingin dari lelaki tersebut. “Apa apaan dia!! Bukankah harusnya ia berterimakasih padaku.” Batin gadis itu.

Qirana membalikkan badannya dan beralih menatap wajah lelaki dingin yang tidak tahu terima kasih itu. Kedua mata gadis itu terbelalak dan berbinar binar saat menatap wajah lelaki dihadapannya. “tampan sekali” batin Qirana. Seluruh bagian dari wajah lelaki itu membuat Qirana terpukau dan nyaris tidak berkedip. Ia yang awalnya merasa sangat kesal dengan jawaban lelaki itu, tiba – tiba langsung merubah ekspresinya menjadi sangat ramah dan murah senyum. Gadis itu seketika tersenyum dan duduk di sebelah lelaki itu “siapa namamu? Aku Qirana, apa kau benar baik – baik saja? aku bisa mengantarmu ke dokter jika kau memang membutuhkannya, bagaimana?” lelaki itu mengernyitkan keningnya dan menoleh ke arah Qirana yang berada di sampingnya saat itu. “Apa kau memang selalu cerewet seperti ini?” Qirana yang mendengar kata – kata dari lelaki itu langsung menganggukan kepalanya dengan cepat. Keheningan menyelimuti mereka berdua selama kurang lebih 15 menit lamanya, hingga gadis itu tersadar bahwa ia harusnya berada di sekolah sekarang. “Astaga!!! Aku harus berangkat ke sekolah, aku tidak mungkin membolos karena ada ujian pagi ini.” kata Qirana dengan panik sambil melangkah kan kakinya berjalan kesana kemari. “kalau begitu aku duluan ya! Sebenarnya aku masih ingin mengobrol denganmu tapi sepertinya ujianku lebih penting untuk kali ini.” ketika Qirana akan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan lelaki itu, tiba – tiba saja seseorang yaitu lelaki tersebut menarik tas ransel yang Qirana pakai. “Bareng aku saja, kebetulan sekolah kita sepertinya sama jika dilihat dari seragammu.” Katanya, lalu dilanjut dengan melepaskan genggaman tas ransel milik gadis di hadapannya. Qirana tersenyum dan menyetujui ajakan lelaki itu, mereka berdua pun segera berangkat bersama menuju ke sekolah. Di perjalanan, pipi gadis itu terlihat merona sambil melihat sekitar jalan dengan senyuman yang masih terlukis di wajahnya. Gadis melihat punggung lelaki yang saat ini sedang menggoncengnya itu sambil berkata dalam hati “tidak kusangka, aku bisa di bonceng dengan lelaki tampan seperti ini. Mungkin Tuhan mempertemukanku dengan jodohku jauh lebih cepat dari bayanganku. Terima kasih ya Allah, aku akan langsung menerima dengan ikhlas jika lelaki ini jodohku, kalau bisa yang ini saja aku mohon.”

Sesampainya di sekolah, sekolah sudah terlihat sangat sepi karena memang saat itu jam sudah menunjukkan pukul 07.30 AM yang artinya mereka berdua sudah terlambat. Petugas kedisiplinan pun menghukum mereka berdua, sebenarnya Qirana sudah mencoba menjelaskan kepada petugas kedisiplinan bahwa mereka berdua baru saja mengalami musibah sehingga menyebabkan mereka terlambat datang ke sekolah. Sayangnya karena tidak ada tanda – tanda yang menunjukkan bahwa perkataan Qirana adalah benar, jadi mereka berdua tetap harus melaksanakan hukuman berjemur di lapangan selama 20 menit sesuai dengan peraturan yang ada. Gadis itu cukup kesal dengan hukuman yang harus ia lakukan, namun ia juga tidak sepenuhnya kesal. Berkat bertemu dengan petugas kedisiplinan ia jadi mengetahui nama lelaki itu. ‘Andra’ ya! Itu adalah nama lelaki yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

Pertemuan awal itu menumbuhkan keberanian pada diri Qirana, yang membuat gadis itu terus mencari cara agar ia mendapatkan perhatian dari Andra. Namun, seiring bertumbuhnya perasaan di hati, semakin susah pula untuk digapai. Sejak sadar bahwa ia menyukai Andra, Qirana jadi lebih sering tersipu saat ketika ia bertemu dengan Andra secara tidak sengaja di sekolah. Padahal di hari pertama ia bertemu dengan Andra, ia sangat aktif berbicara dan tidak berhenti menatap lelaki itu, entah mengapa saat ini gadis itu justru sangat mudah tersipu. Perasaan yang selalu ingin bertemu dengan Andra membuatnya sangat frustasi karena bingung harus berbuat apa. Ingin sekali rasanya ia berlari menghampiri kelas Andra dan menemui lelaki itu, namun sayangnya ia tidak bisa mengontrol perasaan tersipunya saat ia bertemu dengan Andra, apalagi saat kedua mata mereka tidak sengaja bertemu.

Suatu ketika di sekolah, saat itu jam menunjukkan pukul 15.00 dimana yaitu adalah waktu pulang sekolah yang telah tiba. Qirana saat itu sangat bimbang karena ia merasa sudah hampir 1 minggu lamanya ia tidak mengobrol dengan Andra, bertemu pun hanya saling melempar tatapan. Keinginan untuk dekat dengan Andra sudah sangat besar, ia juga takut jika ia hanya diam seperti ini maka entah kapan akan ada kemajuan dari perjuangannya untuk mendapatkan perhatian dari Andra. Saat itu ia melihat Andra berjalan keluar dari gerbang sekolah sambil menuntun sepada miliknya, Qirana langsung menunduk saat melihat Andra akan melewatinya. Gadis itu sesekali mencuri – curi pandang, karena tidak mungkin ia melewatkan momen untuk melihat wajah lelaki pujaan hatinya itu. Namun tak disangka bahwa saat itu Andra memberhentikan langkahnya tepat di depan Qirana, hal itu membuat Qirana mengangkat kepalanya dan menatap lelaki pujaannya yang saat itu sudah berada di hadapannya. “Kau belum dijemput rupanya, mau pulang bareng? Aku bisa mengantarmu pulang sampai ke rumah dengan selamat.” Ucap Andra. Saat itu Qirana sangat bingung dengan sikap Andra yang tiba – tiba berubah jadi hangat dan tidak sedingin saat ia pertama kali bertemu dengannya. Selain bingung gadis itu juga sangat tersipu dengan tawaran Andra, kedua pipinya memerah dan ia juga dapat merasakan panas dalam dirinya hingga lelaki di hadapannya bahkan bisa melihat rona pada wajah Qirana. “Kenapa wajahmu merona? Apa kau sakit?” Tanya Andra. Qirana yang mendengar kata – kata Andra seketika langsung merasa malu dan berkata dengan nada yang terlihat cukup gugup “aku tidak merona karena aku gugup dengan tawaranmu.” Ucap gadis itu dengan spontan yang setelah beberapa detik kemudian ia langsung sadar dengan apa yang telah ia katakan. Gadis itu segera mebelalakan kedua matanya karena merasa terkejut dengan ucapannya sendiri, ia juga segera berlari masuk ke dalam sekolah sambil berkata pada Andra “aku sudah pesan ojek online, aku akan tunggu di dalam, sampai jumpa.” Andra tidak bisa menahan untuk tersenyum saat melihat dan mendengar tingkah serta ucapan gadis itu.

Di dalam sekolah lebih tepatnya di pos satpam, ia terduduk di sana sambil terus memaki dirinya sendiri mengenai apa yang sudah ia ucapkan tadi. Ia sebenarnya juga cukup menyesal karena harus menolak ajakan pulang bersama dari Andra. Ia tidak akan pernah tahu kapan kesempatan bagus seperti tadi akan datang lagi. Saat itu Qirana sudah mulai membayangkan jika saja ia menerima ajakan Andra, maka mungkin ia akan mengalami kemajuan yang cukup pesat untuk kisah cintanya itu. “Kenapa aku sangat susah menyembunyikan perasaanku, kenapa aku mudah sekali tersipu, aku sangat ingin menghabiskan waktu bersamanya lebih banyak tetapi aku tidak bisa menahan perasaan canggung ku ini.” katanya dengan pelan hingga hanya dirinya yang dapat mendengar perkataannya itu.

Beberapa hari berlalu, Qirana tidak bertemu dengan Andra kurang lebih hampir seminggu lamanya. Gadis itu berfikir mungkin saja Andra tidak masuk sekolah, hal itu membuatnya gelisah memikirkan kemana perginya lelaki pujaannya itu. Tidak melihat Andra sehari saja sangat menyiksanya apalagi ini sudah 3 hari lamanya. Setiap hari gadis itu selalu berpura – pura melewati kelas Andra hanya untuk mengecek apakah lelaki pujaannya itu ada di kelas atau tidak. Perasaan rindu yang tidak bisa ia tahan membuatnya nekat untuk bertaya kepada salah satu teman kelas Andra yang juga merupakan kakak kelas Qirana yang cukup dekat dengan Qirana, ia bertanya mengenai keberadaan Andra yang tidak terlihat di sekolah sudah cukup lama. Pencarian informasi mengenai Andra tidak sia – sia, ia akhirnya mengetahui alasan Andra tidak terlihat di sekolah adalah karena Andra sedang izin karena ada acara keluarga mendesak di luar kota. Hati Qirana setidaknya sudah cukup tenang karena itu tandanya berarti Andra baik – baik saja.

Hari demi hari, bulan demi bulan pun berlalu. Kisah cinta Qirana juga masih belum ada perkembangan lagi karena keberanian gadis itu masih saja kalah dengan tingkahnya yang sangat mudah tersipu saat berhadapan dengan Andra. Awalnya gadis itu memutuskan untuk menyukai lelaki itu dalam diam karena ia merasa bahwa dirinya sudah tidak sanggup melawan perasaan malu, salah tingkah, dan mudah tersipu saat bertemu dengan Andra. Semua itu sebelum ia mengalami kejadian atau momen dimana saat itulah kisah cintanya mendadak memiliki kemajuan yang sangat besar. Saat itu adalah hari weekend yang artinya sekolah libur, saat itulah Qirana memutuskan untuk menghabiskan waktunya di rumah dengan bermalas – malasan dan menonton banyak film kesukaannya. Ibu dan ayahnya sedang berada di luar kota, gadis itu sendirian di rumah hingga saat ia merasa lapar ia harus pergi keluar dari rumah untuk mencari atau membeli makanan. Dengan perasaan malas dan tampilan acak – acakan, ia memutuskan untuk keluar dari rumah dan pergi ke supermarket yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Menggunakan hoodie, celana jogger, dan rambut yang sedikit acak – acakan, ia berangkat menggunakan ojek online seperti biasanya.

Saat sampai pada supermarket tujuannya, ia segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam supermarket, tetapi sebelum itu ia harus mengalami kejadian menyebalkan. Kebetulan tepat di sebelah supermarket tersebut ada sebuah lapangan basket, entah bagaimana bisa bola basket itu datang padanya. Saat ia baru saja melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam supermarket, tiba – tiba saja dengan sangat cepat bola basket menghantam kepalanya dengan cukup kencang hingga membuatnya terjatuh. Gadis itu memegangi kepalanya dan mencoba berdiri namun gagal karena ia merasa terlalu pusing saat itu. Ia hanya dapat merasakan seseorang memegang kedua lengannya dan membantunya untuk berdiri perlahan – lahan. “Qirana! Apa kau baik – baik saja?” ucap seseorang di hadapannya… (CH)

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like
crita katresnan
Read More

Crita Katresnan Part 2

Ia hanya dapat merasakan seseorang memegang kedua lengannya dan membantunya untuk berdiri perlahan – lahan. “Qirana! Apa kau…